Rosela, rosella, asam
paya, asam kumbang dan asam susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies
bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan
penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan
minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela
dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam
kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya
juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah
dimasak dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan
diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan
campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek
mabuk dan mencegah batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk diet,
penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung.
Selain itu, bubuk biji bunga rosela juga dapat dijadikan campuran minuman kopi.
Penamaan
Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela
atau rosella sedangkan di Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella
atau buah rosella (rosella fruit). Di belahan dunia lain rosela dikenal
dengan cannabinus hibiscus juga dikenal sebagai meśta / meshta
di India
, Tengamora di Assam,
Gongura dalam bahasa Telugu, Pundi di Kannada,
LalChatni atau Kutrum di Mithila,
Mathipuli di Kerala,
dagu baung di Myanmar, krajeab (กระเจี๊ยบ) di Thailand,
bissap di Senegal,
Guinea Bissau,
Mali, Burkina Faso,
Ghana,
Benin,
Niger,
Kongo
dan Perancis,
dah atau dah bleni di bagian lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo
di barat Nigeria,
Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade (كركديه)
oleh bangsa Arab
seperti di Mesir,
Arab Saudi,
dan Sudan,
omutete di Namibia,
sorrel di Karibia
dan di Amerika Latin, Flor de Jamaica di Meksiko,
Saril di Panama,
rosela, rosella, roselle, asam paya atau asam
susur di Malaysia[2].
Bangsa Cina menyebutnya dengan 洛神花 (Luo Shen Hua). Di Zambia dalam
bahasa ciBemba tanaman disebut lumanda,
katolo dalam bahasa kiKaonde, atau Wusi
dalam bahasa chiLunda.
Produksi
Cina dan Thailand merupakan produsen terbesar yang mengendalikan
sebagian dari pasokan dunia. Thailand berani berinvestasi dalam memproduksi
rosela dan produk rosela mereka adalah termasuk ke dalam produk yang
berkualitas unggul. Sedangkan produk rosela di China tampaknya agak kurang
unggul, kurang terkontrol, kurang handal dan terpercaya dibandingkan dengan
Thailand. Namun produksi rosela terbaik berasal dari Sudan, namun dengan
kuantitas yang masih rendah dan pengolahan produk yang buruk menghambat
kualitas sehingga masih kurang maksimal. Rosela juga diproduksi secara umum di Meksiko,
Mesir,
Senegal,
Tanzania,
Mali dan Jamaika
yang juga termasuk dalam pemasok penting, namun akan tetapi produksi tersebut
masih dikonsumsi oleh penduduk dalam negeri.
Di anak benua India khususnya di wilayah
Delta Sungai
Gangga, rosela banyak dibudidayakan sebagai serat nabati. Rosela
oleh masyarakat lokal disebut Meśta di wilayah tersebut (atau meshta,
karakter 'ś' menunjukkan suara sh/sy seperti pada kata she dalam
bahasa Inggris dan syukur dalam bahasa Indonesia). Sebagian besar
produksi serat yang dihasilkan dari rosella dikonsumsi secara lokal. Namun
serat (serta stek atau puntung) dari tanaman rosella memiliki permintaan besar
di berbagai serat alami dalam dunia industri.
Rosela atau asam paya merupakan
tanaman yang relatif baru dalam dunia industri di Malaysia. Rosela
diperkenalkan pada awal 1990-an dan penanaman komersial pertama kali
dipromosikan pada tahun 1993 oleh Departemen Pertanian di Terengganu.
Areal yang ditanami adalah sekitar 12,8 ha (30 hektare) pada tahun 1993, tetapi
dapat terus meningkat menjadi 506 ha pada (1.000 hektare) pada tahun 2000.
Areal yang ditanami sekarang kurang dari 150 ha (400 hektar) per tahun, di
Malaysia umumnya rosela ditanam dengan dua varietas utama. Terengganu
adalah wilayah yang pertama dan dipersiapkan untuk menjadi produsen terbesar di
Malaysia, namun produksi rosela sekarang telah menyebar ke wilayah-wilayah lain
di Malaysia. Walaupun luas lahan semakin berkurang selama satu dekade terakhir
atau lebih, rosela menjadi semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai minuman
kesehatan yang penting di Malaysia. Untuk sebagian kecil, rosela juga diolah
menjadi acar manis, jeli dan juga selai.
Khasiat
Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat,
Hipertensi,
Diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme
tubuh, melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker,
mencegah sariawan
dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan,
antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik,
aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi
alkohol.
Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal
dan diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan
tradisional di berbagai negara di dunia. Kelopak bunga tersebut diketahui
mengandung zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin C,
vitamin A,
protein esensial, kalsium,
dan 18 jenis asam amino, termasuk arginina
dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.
Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela
berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik
(melancarkan buang air kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah
penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan,
Chau-Jong Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara baru untuk
mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu
mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya
itu, rosela juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang
disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini
menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi
(tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas),
melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi
batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar.
Ditinjau menurut sudut pandang medis modern
(kedokteran), mengonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur
menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada
beberapa penyakit berikut ini:
Sebagai Terapi Hipertensi
Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung
9,6 miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu, mampu menurunkan
tekanan darah yang hampir sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari.
Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter
air (Herrera-Arellano, 2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik
sebesar 11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi
teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi
sedang (Haji Faraji, 1999).
Asam Urat dan Kesehatan Ginjal
Tingginya kadar asam urat,
kalsium
dan natrium
dalam darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang
kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan
memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat
memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin,
asam urat,
sitrat,
tartrat, kalsium,
natrium,
dan fosfat
dalam urin pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari
(Kirdpon, 1994).
Khasiat Lebih jauh
Rosela diketahui memiliki kandungan senyawa
fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan
sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah antioksidan
yang dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding
bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi,
periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor,
menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosela
terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang mampu
memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif (akibat proses
penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima
University, De-Xing Hou menemukan adanya kandungan delphinidin
3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin pada rosela
yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya adalah dengan
menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom
dari mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin
DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol,
dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner.
Namun, antioksidan yang dikandung rosela meredam aksi radikal bebas yang
menyerang molekul tubuh yang mengandung elektron. Secara singkat, adanya
mekanisme tersebut menjelaskan bagaimana antioksidan
yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker dan
kejadian penyakit jantung koroner.
Selain hal-hal yang dikemukakan di atas, rosela
juga terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL-kolesterol dalam
darah. Penelitian terhadap efek kerabat bunga sepatu itu terhadap kegemukan
juga dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition,
Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago rosela mengandung
33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati demikian,kadar
keasaman (pH) seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai reaksi
lambung untuk pengidap maag,
karena kemungkinan memiliki efek merugikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar